Rabu, 25 Februari 2009

Pemberian Motivasi Guru dalam Pembelajaran

Pemberian Motivasi Guru dalam Pembelajaran
 Ditulis oleh Uus Manzilatusifa
  Penulis: Dra. Hj. Uus Manzilatusifa, M.Si. (dosen tetap pada Universitas Langlangbuna di Bandung).     Abstrak:
Pemberian motivasi guru dalam pembelajaran dapat terdiri atas Pemberian Penghargaan, yang dapat menumbuhkan
inisiatif, kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai
upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-
hadiah im-material. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan
bentuk motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak dirasakannya
adanya perhatian. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan
pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan tangan
bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan memperkaya
proses interaksi antar potensi siswa dalam proses pembelajaran.     Kata Kunci: motivasi, proses pembelajaran, proses
interaksi pembelajaran.  
  A.    Pendahuluan  Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu
motivasi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun
makna dan pemahaman.  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru dalam menjalankan fungsinya
diantaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,
dialogis, dan memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa
untuk belajar.  Motivasi yang timbul dari dirinya untuk berbuat sesuatu muncul secara kodrati dari diri manusia itu sendiri
disebut motivasi intrinsik, sedangkan manusia yang menyebabkan mampu melaksanakan tugas dengan maksimal
karena ada dorongan dari luar disebut motivasi ekstrinsik.  Dengan demikian guru diharapkan merupakan orang yang
karena profesinya sanggup menimbulkan dan mengembangkan motivasi untuk kepentingan proses aspek-aspek
pembelajaran di dalam kelas yang keberadaan siswanya berbeda-beda secara individual, misalnya perbedaan minat,
bakat, kebutuhan, kemampuan, latar belakang sosial dan konsep-konsep yang dipelajari.  Dengan motivasi dari guru
merupakan faktor yang berarti dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dua pembangkit motivasi belajar yang efektif
adalah keingintahuan dan keyakinan dalam kemampuan diri. Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu, maka guru perlu
memotivasi dengan pertanyaan diluar kebiasaan atau tugas yang menantang disertai penguatan bahwa siswa mampu
melakukannya. Dengan demikian salah satu upaya guru yaitu memberikan motivasi kepada siswa dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.   B.    Pengertian Motivasi   pengertian motivasi menurut kamus
bahasa indonesia adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
tindakan, tujuan tertentu.  Menurut E. Kusmana Fachrudin (2000:44) motivasi dibedakan atas dua golongan yaitu :  1.     
Motivasi Asli. Motivasi asli adalah motivasi untuk berbuat sesuatu atau dorongan untuk melakukan sesuatu yang muncul
secara kodrati pada diri manusia.  2.      Motivasi Buatan. Motivasi buatan adalah motivasi yang masuk pada diri seseorang
baik usaha yang disengaja maupun secara kebetulan.  Sejalan dengan pendapat Irianto (1997:247), motivasi eksternal
adalah setiap pengaruh dengan maksud menimbulkan, menyalurkan atau memelihara perilaku manusia. Dipertegas oleh
Mulia Nasution (2000:11), motivasi dari luar adalah pembangkit, penguat, dan penggerak seseorang yang diarahkan
untuk mencapai tujuan.  Dari beberapa pendapat diatas maka, jelas motivasi merupakan faktor yang berarti dalam
mendorong seseorang untuk menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi serta
meningkatkan semangat sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.  C.    Motivasi Guru Dalam Pembelajaran 
Motivasi yang sengaja dibentuk oleh orang luar dalam hal ini guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :  1.     
Pemberian Penghargaan. Dengan pemberian penghargaan ini dapat besifat positif karena dapat menumbuhkan inisiatif,
kemampuan-kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya
pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah
im-material.  2.      Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi yang
dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan
tidak dirasakannya adanya perhatian.  Sebagaimana yang dijelaskan Dimyati dan Mudjiono (2002:42) prinsip-prinsip
yang berkaitan dengan perhatian dan motivasi pembelajaran yaitu perhatian merupakan peranan penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin adanya
pembelajaran. Perhatian akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan
pelajaran dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan sehari-hari
akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada, maka siswa perlu
dibangkitkan perhatiannya.  3.      Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia
dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan
mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar
dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses pembelajaran.  Selain hal-hal diatas, untuk
membangkitkan motivasi yang efektif adalah melalui prnsip-prinsip motivasi dalam belajar. Setiap siswa memiliki rasa
ingin tahu, oleh karena itu guru memberikan penguatan bahwa siswa pasti bisa.   Prinsip-prinsip motivasi dalam belajar
adalah sebagai berikut :  1.      Kebermaknaan. Siswa akan termotivasi untuk belajar jika kegiatan dan materi belajatr dirasa
bermakna bagi dirinya. Keberadaan lazimnya terkait dengan bakat, minat, pengetahuan, dan tata nilai siswa.  2.     
Pengetahuan dan keterampilan Prasyarat. Siswa akan dapat belajat dengan baik jika dia telah menguasai semua
prasyarat baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu, siswa akan menggunakan pengetahuan
awalnya untuk menafsirkan informasi dan pengalamannya. Penafsiran itu akan membangun pemahaman yang
dipengaruhi oleh pengetahuan awal itu. Dengan demikian, guru perlu memahami pengetahuan awal siswa untuk
EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya
http://educare.e-fkipunla.net Generated: 16 January, 2009, 03:40dikaitkan dengan bahan yang akan dipelajarinya. Sehingga membuat belajar menjadi lebih mudah dan bermakna.  3.     
Model. Siswa akan menguasai keterampilan baru dengan baik jika guru memberikan contoh dan model untuk dilihat dan
ditiru.  4.      Komunikasi Terbuka. Siswa akan termotivasi untuk belajar jika penyampaian dilakukan secara terstuktur sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif siswa sehingga pesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat.  5.      Keaslian
dan Tugas yang Menantang. Siswa akan termotivasi untuk belajar jika mereka disediakan materi, kegiatan baru atau
gagasan murni/asli (novelty) dan berbeda. Kebaruan atau keaslian gagasan akan menambah konsentrasi siswa pada
pembelajaran. Hal ini berpengaruh pada pencapaian hasil belajar. Konsentrasi juga dapat bertambah bila siswa
menghadapi tugas yang menantang dan sedikit melebihi kemampuan. Sebaliknya bila tugas terlalu jauh dari
kemampuan, akan terjadi kecemasan, dan bila tugas kurang dari kemampuan akan terjadi kebosanan.  6.      Latihan yang
Tepat dan Aktif. Siswa akan dapat menguasai materi pembelajaran dengan efektif jika KBM memberikan kegiatan latihan
yang sesuai dengan kemamapuan siswa dan siswa dapat berperan aktif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 
7.      Penilaian Tugas. Siswa akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika tugas dibagi dalam rentang waktu yang
tidak terlalu panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi.  8.      Kondisi dan Konsekuensi yang Menyenangkan.
Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku
yang menyakitkan perasaan siswa. Belajar melibatkan perasaan. Suasana belajar yang menyenangkan sangat
diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan senang biasanya
akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan khususnya pendidikan usia dini. Selanjutnya bermain
dapat dikembangkan menjadi eksperimentas yang lebih tinggi.  9.      Keragaman Pendekatan. Siswa akan belajar jika
mereka diberi kesempatan untuk memilih dan menggunakan berbagai pendekatan dan stategi belajar. Pengalaman
belajar tidak hanya berorientasi pada buku teks tetapi juga dapat dikemas dalam berbagai kegiatan praktis seperti
proyek, simulasi, drama dan atau penelitian/pengujian.  10.  Mengembangkan Beragam Kemampuan. Siswa akan belajar
secara optimal jika pelajaran disajikan dapat  mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis
matematis, bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan inter maupun intra personal. Tiap siswa memiliki lebih dari satu
kecerdasan yang meliputi kecerdasan : musik, gerak badan (kinestetik), logika-matematika, bahasa, ruang, intra pribadi,
dan antar pribadi. Sekolah perlu menyediakan berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan kecerdasan itu
berkembang; sehingga anak dengan berbagai kecerdasan yang berbeda dapat terlayani secara optimal.  11.  Melibatkan
Sebanyak Mungkin Indera. Siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal jika dalam belajar siswa dimungkinkan
menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran.  12.  Keseimbangan Pengaturan
Pengalaman Belajar. Siswa akan lebih menguasai materi pembelajaran jika pengalaman belajar diatur sedemikian rupa
sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membuat suatu refleksi penghayatan, mengungkapkan dan
mengevaluasi apa yang dia pelajari.  D.   Kesimpulan  1.      Guru adalah merupakan orang yang karena profesinya sanggup
menimbulkan dan mengembangkan motivasi untuk kepentingan proses pembelajaran di kelas sehingga tercapai tujuan
pembelajaran dengan cara: pemberian penghargaan, pemberian perhatian, dan ajakan berpartisipasi.  2.      Prinsip-prinsip
motivasi dala pembelajaran, teridiri atas: kebermaknaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, model, komunikasi
terbuka, keaslian dan tugas yang menantang, latihan yang tepat dan aktif, penilaian tugas, kondisi dan konsekuensi
yang menyenangkan, keragaman pendekatan, mengembangkan beragam kemampuan, melibatkan sebanyak mungkin
indera, dan keseimbangan pengaturan pengalaman belajar.     Daftar Pustaka  Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung. PT Rineka Cipta  Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta  E. Kusmana,
Pachrudin. 2000. Asas, strategi-metode. UPI. Bandung  Irianto. 1997. Edisi Kedua. Pengantar Manajemen. IBII STIE.
Jakarta  Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan   Pengembangan Bahasa. Balai
Pustaka. Jakarta  Mulia Nasution. 2000. Manajemen Modern. Pionir Jaya. Bandung  Otong Kardisaputra. Belajar dan
Pembelajaran. FKIP Unla. Bandung  Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar. Grafindo Persada. Jakarta  
EDUCARE: Jurnal Pendidikan dan Budaya
http://educare.e-fkipunla.net Generated: 16 January, 2009, 03:40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar