Rabu, 31 Maret 2010

Satgas jadi 'Super Body'

INILAH.COM, Jakarta - Satuan tugas (satgas) Pemberantasan Mafia Hukum kini dipertanyakan berbagai kalangan. Tidak saja karena dipandang hanya sebagai alat politik istana untuk menekan dan meredam lawan-lawan politiknya, juga karena sudah menjadi superbody yang melemahkan institusi hukum. Benarkah?

Pakar antikorupsi UGM Zainal Arifin Muchtar dan Anggota DPR Fraksi PPP Ahmad Yani yang juga mantan advokat, mendesak agar Satgas Mafia Hukum menjamah dan memproses hukum semua pelaku kejahatan baik yang kelas kakap maupun kelas teri.

"Satgas mustinya menjamah koruptor dan penjahat finansial kelas kakap maupun teri tanpa pandang bulu agar tidak dicurigai sebagai alat politik istana," kata Zainal Arifin Muchtar.

Sedangkan Ahmad Yani menilai sejak skandal Century meledak, terbukti satgas hanya dijadikan alat politik istana untuk meredam dan menjinakkan lawan-lawan politik SBY. "Dulu ada Tim 8 yang dibuat istana, tapi tidak bisa dikendalikan. Nah, sekarang satgas yang dianggap efektif oleh istana karena bisa dikendalikan dan dijadikan alat untuk menekan lawan-lawan politik dengan membuka kasus perkara pihak lawan. Tapi kita lihat, satgas cuma berani mengorek Gayus Tambunan dan kasus kecil semacamnya, namun tak berdaya menyentuh konglomerat hitam kelas kakap yang tak membayar utang dalam kasus BLBI dan sebagainya," kata Ahmad Yani.

Satgas, kata Ahmad Yani, mudah diperalat istana karena tunduk kepada kepentingan istana yang bersitegang politik dengan DPR menyusul vonis politik berupa ‘’mosi tidak percaya‘’ dari parlemen atas Boediono-Sri Mulyani terkait skandal Century.

Jadi satgas ini untuk mengamankan kasus Century agar tidak diteruskan sampah Mahkamah Konstitusi. "Bahkan ada kabar dalam soal Century, KPK kini dilemahkan satgas dengan ancaman akan memproses hukum kasus anak Bibit Waluyo, salah satu pimpinan KPK. Jika itu benar, satgas terkesan jelas jadi alat politik," kata Ahmad Yani.

Keberadaan Satgas Mafia Hukum juga dipandang melemahkan isnstitusi hukum lainnya, seperti polisi,kejaksaan dan bahkan KPK. Fakta bahwa satgaslah yang menangkap Gayus di Singapura (penangkapan ini sendiri membuat heboh pihak keamanan negara Singapura) membuktikan sinyaleman itu

"Ini memperlihatkan tumpang tindih antara lembaga hukum yang ada. Seperti KPK, Kejagung, dan Kepolisian. Ini kegagalan Presiden SBY, mengedepankan reality show," tandas Haris Rusli Moti, mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik.(ram)

sumber inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar